Wednesday, August 17, 2011

Mimpi seorang Arum


Aku punya mimpi. mimpi yang menurutku begitu sederhana. Entah sejak kapan aku mulai memimpikan hal ini. Kau tau kawan? mimpiku benar tidak muluk2 atau terlampau tinggi seperti orang lain. Entah apa aku bodoh atau bagaimanalah orang menyebutnya. Tapi bagiku impian ya tetap impian, sesederhana apapun itu, tetap saja, setiap orang berhak memilikinya, termasuk aku.

Mimpiku, aku bermimpi untuk menjadi wanita yang benar2 wanita. Seorang wanita yang dengan ikhlas mengabdi kepada suaminya, seorang wanita yang dengan ikhlas menyusui anaknya sesibuk apapun dia. Seorang wanita,yang mampu mendidik buah hatinya sebaik mungkin serta mengajarkan arti hidup dari sisi yang berbeda. Berbeda dalam artian bukan hanya dari segi materi belaka. Dan aku ingin menjadi wanita yang bisa menjadi mutiara terindah dalam sebuah rumah tangga.

Aku pernah.. berambisi untuk menjadi yang terbaik dimanapun aku berada. Tapi aku terlalu sombong dan bodoh untuk menyadari hakikatku yang sebenarnya sebagai seorang wanita. Ambisiku menutupi mimpiku yang sungguh sederhana itu. Kini setelah aku diberi kuliah hidup yang sungguh luar biasa olehNya, aku kembali terfokus pada mimpi awalku. Aku tidak lagi terlalu berambisi untuk mencapai gelar tertinggi dalam bidang akademikku. Hey, bukan berarti aku tidak mau meneruskan cita2ku untuk menjadi ibu kedua bagi siswa2ku di sekolah. Akupun ingin mewujudkannya, tapi, kini cita2ku sungguh berada di kondisi yang berbeda. Dulu aku bercita2 mendapatkan gelar tertinggi semata2 karena ego diri yang tidak ingin tertandingi,. Namun kini semua tidaklah sama. Aku mengenyam dan ingin melanjutkan pendidikanku semata2 karena aku cinta ilmuku, aku cinta anak2 keduaku. Aku ingin menyalurkannya karena cintaku pada mereka.

Mimpi utamaku adalah menjadi mutiara dalam keluarga, dimana aku bisa menjadi istri soleha yang selalu ikhlas melayani sang suami dengan segenap jiwa, raga. Menjadi penyejuk yang memberikan angin segar untuk suami dan anak2ku kelak. Menjadi seorang ibu yang benar2 mendedikasikan ruang dan waktu demi mendidik dan membesarkan buah hatinya dengan kasih sayang tak berujung.


____________________________________


Aku ingin menjadi seorang istri...
Seorang istri soleha...
yang bisa menjadi penyejuk bagi suaminya..
selalu bersedia melayani dengan segenap jiwa..

Aku ingin menjadi seorang istri setia..
selalu manut dan patuh..
selama sang imam menuntunnya ke jalan yang benar..
mencintai suaminya hingga ajal tiba..

Aku sungguh sangat ingin menjadi seorang ibu..
yang bisa menghangatkan keluarganya..
seorang ibu yang tidak ada bosan2nya..
berceloteh ringan..
memberikan pelajaran hidup kepada buah hatinya..

Sungguh aku ingin memiliki buah hati..
hasil persemaian cinta yang murni dengan suamiku kelak..
Aku ingin menjadi ibu bijaksana..
yang selalu bisa mereka andalkan..
Aku ingin mendidik mereka dengan kedisiplinan..
ketegasan.. dan juga penuh kasih sayang..


Aku ingin mencintai mereka.. anak2ku dan suamiku..
lebih dari aku mencintai hidupku sendiri..

--------------------------------------------------------

hehehe..... mimpi seorang arum... bisakah aku mewujudkannya???

sekarang usiaku baru akan 21, tapi sungguh... mimpi ini akan terus menjadi motivasi hidup, agar aku punya tujuan... agar aku tidak mudah menyerah.. agar aku terus bersemangat untuk menjadi wanita kuat.. hehehe, lebaykah aku??? terserah penilaianmu kawan :D

semangattttttttttttttttttttttttttttttttt!


Monday, August 15, 2011

Rahasia Langit


Pernah gag, kamu ada di posisi "orang sekarat"? keluargamu datang bergantian, berusaha tersenyum ketika berbicara padamu, namun terisak saat meninggalkanmu. Mencoba ikhlas atas semua keadaan. Pernah gag kamu berpikir gimana seandainya kamu mati? Apa "rumah"mu akan menjadi biasa-biasa saja? mengingat seharusnya tidak ada lg yang perlu di tangisi, tidak perlu ada air mata yang terjatuh saat ginjalmu tiba2 terasa amat nyeri, perutmu kencang membesar hingga menyesakkan dada, juga menangisi pembengkakan di seluruh badan yang terjadi padamu.

Aku pernah...
menemukan bunda menangis tertahan ketika aku dalam kondisi bengkak2 bagai alien, haha... mata membengkak sebesar bola kasti, wajah seperti bantal yang di mampatkan dalam kresek wah... gag berbentuk lagi. Soal badan...hadeeeehhh jangan di tanya lagi. kulitku putih mengkilat saking kencangnya, dan ketika di tekan maka terbentuklah lubang kecil disana, macam orang beri- beri saja, hehehe.

Aku pernah...
menemukan mbak menahan tangis meneriakiku ketika ada masalah pada proses "makan" yang ku lakukan. Aku menangis terisak saat dia bilang aku sudah bosan hidup dengan melanggar aturan medisku yang pada hari berikutnya aku tegaskan bahwa itu tidak benar.

Aku pernah..
memeluk bapak diam- diam di sela tidurnya, bapak yang setiap malam setia tidur disampingku demi berjaga dan memastikan bahwa ada yang melakukan sesuatu ketika aku terjaga karena kesakitan.

Aku pernah..
menahan sakit sekaligus tangis ketika tubuhku mulai memberontak di tengah malam, dan bundaku dengan sigap mengompres hampir semua bagian tubuhku dengan air panas, hingga memar yang ditinggalkan setelah itupun tak kurasakan lagi.

Aku pernah di posisi itu...
Saat di mana aku hanya bisa terbaring lemah berusaha membuat mereka tertawa, sebisaku.

Aku pernah..
merasakan detik-detik persiapan diri menuju sesuatu yang sama sekali belum pernah ku ketahui wujudnya.

Aku pernah...
Suatu waktu bertanya pada langit, apa maksud semua ini, dan langitpun menggelegar memberikan jawabanNya

Gag pernah terbayangkan sebelumnya, Dwi Arum Nofayanti, seorang wanita yang kata mereka adalah anak terkuat, dan paling bisa diandalkan di keluarga, pada saat itu justru menjadi yang terlemah, dan paling memerlukan pertolongan dari segala penjuru.

Begitu indahnya langit membolak balikkan dunia. Sungguh tidak ada secuil kuasapun yang bisa kita lakukan untuk menentangnya.

Bagaimana aku melalui semua itu??
Hah.. mudah saja bagi-Nya untuk menuntunku melalui hal ini. Dia ijinkan aku belajar menyelami hatiku sendiri. Dia ijinkan aku belajar memahami hakikat hidup itu sendiri. Dia tuntun aku aku untuk terus bersemangat. Dia bimbing aku untuk bisa terus tersenyum dan bersyukur. Dia berikan aku tekad dan keyakinan yang kuat. Hingga akhirnya, aku masih bisa merasakan pertukaran oksigen dan karbondioksida pada sistem respirasiku, masih bisa kulihat wajah manisku yang drastis meramping sejak peristiwa itu, masih bisa kurasakan detak jantungku yang begitu indah berirama mengiringi langkahku.

Sungguh besar karuniamu ya Robb...
Begitu banyak benang merah yang saling terhubung hanya dengan anugrah sakitku dari-Mu. Seperti kata bang Darwis, setiap peristiwa yang terjadi pada seseorang merupakan rangkaian sebab akibat untuk orang lain di sekitar "seseorang" itu. melalui sakitku, langit menggebrakkan dan membuka banyak cerita.

Sampai detik ini, langit masih memberiku kesempatan, bahkan memberiku kedamaian hati yang jauh lebih luas dari sebelumnya. Sungguh sebuah metamorfosa diri yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Semoga Allah tetap menuntunku, tetap menemaniku menjadi manusia yang senantiasa bersyukur dan ikhlas atas semua rasa, asa, dan berbagai cerita yang telah di ciptaNya..

Amin Allahuma amin

Search This Blog